Kamis, 01 Januari 2009

in the edge of 2008

Entah kenapa hari – hari ini, saya bosan.

Bosan dengan segala rutinitas yang dijalani, segudang peraturan yang harus diikuti, nilai – nilai tidak tertulis yang harus dipatuhi.

Saya bosan dengan segala yang berputar di sekeliling saya. Membuat saya mual dan ingin muntah. Tanpa sadar, saya jadi terus bertanya kepada diri saya; apa yang sekarang sedang saya jalani ? apa yang sekarang sedang saya perjuangkan ? apa yang sekarang sedang saya “bayar” dengan hidup saya ?

Apakah demi sebuah kebahagiaan yang saya tahu pasti akan membuat saya menjadi orang paling berbahagia atau hanya demi sebuah “image” tentang kebahagiaan yang didasari oleh pendapat umum ? Rasanya terlalu picik kalau harus menjalani hidup berdasarkan konsep orang lain mengenai kebahagiaan.

Sebuah pertanyaan menyeruak lagi di benak saya, apa yang saya sebut sebagai kebahagiaan ? saya seperti tidak bisa menemukan sebuah konsep kebahagiaan bagi hidup saya. Yang saya tahu, ketika saya bahagia, saya akan merasa, saya akan berpikir, saya akan mengerti, bahwa saya bahagia.
Tapi saya sendiri tidak dapat merasakan sekelumit kecil kebahagiaan hari – hari ini, sehingga otak, perasaan dan pengertian saya seakan – akan jadi tumpul dan lumpuh.
Apakah saya menjadi bagian dari kelompok kecil para idealist yang memandang hidup terlalu rumit ? Entah. Ataukah saya hanyalah bagian dari sekelompok manusia melankolis yang mudah dipengaruhi oleh perasaan ? Entah.


Saya hanya bosan harus menyenangkan banyak orang, bosan dengan segala keterikatan yang membatasi saya dalam melakukan sesuatu, menghadang segala imajinasi saya dan memaksa saya untuk masuk dalam putaran kehidupan yang begitu memuakkan.
Pengungkapan yang rasanya sangat aneh dan mengherankan, karena saya “dianggap” memiliki segala hal yang orang lain inginkan. Pasangan, sahabat, orang tua yang cukup harmonis, teman – teman yang memberi perhatian lebih dari cukup, bahkan lingkungan yang menyenangkan.

Pada akhirnya saya menemukan kalau saya ingin menjadi diri saya sendiri. Saya ingin “exist” dengan keberadaan saya sendiri. Saya ingin menikmati diri saya sebagaimana saya ada, berubah karena saya mau bukan karena tuntutan, merasakan kebebasan dan mencapai apa yang saya anggap paling berarti, bukan karena hal tersebut berarti bagi orang lain, tapi karena saya menghargai hal tersebut lebih dari apapun.

Saya ingin berada di jalan yang tidak sama dengan orang kebanyakan. Memiliki pikiran yang tidak melulu persis dengan pendapat orang banyak, melihat, menilai, menghargai dan membayar “harga” untuk sesuatu yang berbeda dibandingkan dengan apa yang khalayak ramai inginkan.

Saya bukan terobsesi untuk tampil beda, tapi entah kenapa menjadi sama bukanlah jati diri saya. Saya mengerti kalau semua keunikan manusia ada yang mengatur. Penguasa di Atas Sana yang membuat segala sesuatu indah pada WaktuNya dan tepat pada fungsi yang Ia mau.

Saya hanya ingin belajar dan mengerti lebih dalam, memahami hidup lebih sempurna dan menjadi seperti apa ada nya saya.